Mengkaji Beberapa Fakta Peristiwa Alam yang Fenomenal – Super Blue Moon

Peristiwa alam seringkali menjadi pemandangan yang luar biasa dan memukau bagi pengamat langit di seluruh dunia. Salah satu peristiwa alam yang paling menarik dan fenomenal adalah Super Blue Moon.

Kombinasi istilah ‘super’, ‘blue’, dan ‘moon’ menciptakan keunikan dalam dunia astronomi dan menawarkan momen yang tak terlupakan bagi para pecinta langit malam.

Super Blue Moon sendiri dideskripsikan sebagai fenomena langit yang terjadi ketika tiga peristiwa alam langka Bersatu yakni ‘Supermoon, Blue Moon, dan Total Lunar Eclipse.

Kali ini kita akan mengkaji beberapa fakta menarik mengenai peristiwa langka ini. Yuk, simak dengan saksama.

Bagaimana Peristiwa Ini Bisa Terjadi?

Peristiwa Super Blue Moon yang langka ini terjadi karena kombinasi beberapa faktor astronomis yang memengaruhi pergerakan Bulan dalam orbitnya dan hubungannya dengan Bumi dan Matahari. Mari kita jelaskan bagaimana peristiwa ini dapat terjadi:

  • Orbit Bulan

Bulan mengorbit Bumi dalam pola elips (bukan lingkaran sempurna), sehingga jarak antara Bulan dan Bumi bervariasi selama siklus bulanannya. 

Ketika Bulan berada pada titik terdekatnya dengan Bumi dalam orbitnya, disebut sebagai ‘perige’ ini dikenal sebagai Supermoon. Jadi, bulan terlihat lebih besar dan lebih terang dari biasanya.

  • Siklus Bulan

Siklus Bulan (bulan synodic) adalah sekitar 29,5 hari, yang berarti rata-rata satu Bulan Purnama terjadi setiap 29,5 hari. Ini adalah dasar kalender bulan kita.

  • Blue Moon

Biasanya, satu bulan purnama terjadi dalam satu siklus Bulan. Namun, kadang-kadang ada perbedaan antara siklus Bulan dan kalender bulan kita. Ini dapat menghasilkan dua Bulan Purnama dalam satu bulan kalender. Ketika ini terjadi, yang kedua dari dua Bulan Purnama tersebut disebut sebagai Blue Moon’. Penting untuk dicatat bahwa ‘Blue Moon’ hanya berhubungan dengan kalender, bukan warna Bulan.

  • Total Lunar Eclipse

Total Lunar Eclipse terjadi ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, sehingga cahaya Matahari dibelokkan oleh atmosfer Bumi dan menciptakan efek merah atau oranye pada Bulan. Ini dikenal sebagai ‘Blood Moon’.

Fenomena Langka yang Terjadi 2,5 Tahun Sekali

Super Blue Moon adalah fenomena langka yang terjadi sekitar setiap 2,5 tahun sekali. Kombinasi dari tiga faktor astronomis yang langka, yaitu Supermoon, Blue Moon, dan Total Lunar Eclipse, membuatnya menjadi peristiwa yang sangat jarang terjadi di langit kita.

Berikut beberapa poin tambahan mengenai kejarangan fenomena Super Blue Moon:

  • Frekuensi

Dalam rata-rata, Anda dapat mengharapkan untuk melihat Super Blue Moon sekitar setiap 2,5 tahun sekali. Namun, jarak waktu antara setiap peristiwa dapat bervariasi sedikit, tergantung pada kerumitan perhitungan kalender bulan dan siklus Bulan.

  • Astronomi dan Kalender

Fenomena ini terkait dengan aspek astronomi dan kalender. Siklus Bulan (bulan synodic) berlangsung sekitar 29,5 hari, sedangkan kalender bulan kita berdasarkan rata-rata 30 atau 31 hari per bulan. Ini menciptakan peluang untuk terjadinya dua Bulan Purnama dalam satu bulan kalender.

  • Keunikan

Kombinasi Supermoon, Blue Moon, dan Total Lunar Eclipse yang serentak terjadi sangat unik. Selain itu, fenomena ini juga dapat berbeda dari satu lokasi ke lokasi lain, tergantung pada geografi dan posisi relatif Bumi, Bulan, dan Matahari.

  • Pengamatan

Meskipun fenomena ini tidak terjadi terlalu sering, saat terjadi, itu adalah pengalaman langit yang luar biasa. Banyak pengamat langit dan fotografer astronomi berusaha untuk mendokumentasikan dan menyaksikan Super Blue Moon ini.

  • Pentingnya Penanggalan

Untuk melacak kapan Super Blue Moon akan terjadi, penting untuk memahami kalender bulan dan memeriksa penanggalan astronomi yang akan memberi tahu Anda kapan fenomena ini akan terjadi di wilayah Anda.

Jarak Bumi dan Bulan Mendekat

Jika kita berbicara tentang peristiwa Supermoon dalam konteks Bulan mendekat ke Bumi, fenomena ini memang terkait dengan perubahan jarak relatif antara Bumi dan Bulan dalam orbit Bulan. 

Dalam siklus orbit Bulan, ada saat-saat ketika Bulan berada pada posisi terdekat dengan Bumi, yang dikenal sebagai ‘perige’ dan saat-saat ketika Bulan berada pada posisi terjauh dari Bumi, yang dikenal sebagai ‘apoge’.

Ketika Bulan berada pada perige, jarak antara Bumi dan Bulan menjadi lebih dekat daripada saat Bulan berada pada apoge. Saat Bulan berada pada perige, fenomena ini dikenal sebagai ‘Supermoon’.

Selama Supermoon, Bulan tampak lebih besar dan lebih terang di langit daripada ketika berada pada posisi apoge.

Jadi, ketika kita mengatakan jarak bumi dan bulan mendekat itu merujuk pada bulan berada dalam perige, yang menciptakan efek visual dari bulan yang lebih besar dan lebih terang di langit, yang terlihat selama peristiwa Supermoon.

Tidak Berwarna Biru Seperti Namanya

Meskipun disebut Blue Moon, fenomena ini sebenarnya tidak membuat Bulan berubah menjadi warna biru seperti namanya. Nama Blue Moon dalam konteks ini tidak merujuk pada perubahan warna Bulan, tetapi lebih kepada langkah-langkah dalam kalender.

Sebenarnya, Bulan tidak pernah berubah warna menjadi biru selama peristiwa Super Blue Moon atau Blue Moon. Warna Bulan selama peristiwa Total Lunar Eclipse yang terkadang terkait dengan Blue Moon lebih cenderung berwarna merah atau oranye, yang disebut sebagai Blood Moon. 

Hal ini disebabkan oleh cahaya Matahari yang difraksi saat melewati atmosfer Bumi dan menciptakan efek warna tersebut. Nama Blue Moon dalam konteks kalender adalah istilah yang telah berkembang dalam budaya populer dan astronomi. 

Biasanya, dalam satu bulan kalender, kita melihat satu Bulan Purnama. Namun, karena perbedaan antara siklus Bulan (bulan synodic) dan kalender bulan kita, kadang-kadang ada dua Bulan Purnama dalam satu bulan kalender.  Bulan kedua dari dua Bulan Purnama ini disebut sebagai “Blue Moon.”

Jadi, singkatnya, istilah ‘Blue Moon dalam konteks peristiwa ini merujuk pada fenomena kalender, bukan warna Bulan. Warna Bulan selama Super Blue Moon atau Total Lunar Eclipse biasanya merah atau oranye, bukan biru.

Harvets Moon – Peristiwa Bulan Berikutnya di Akhir September 2023

Harvest Moon adalah salah satu nama Bulan Purnama yang terjadi pada waktu yang khusus dalam tahun kalender. Biasanya, Harvest Moon adalah bulan purnama yang terjadi yang terdekat dengan equinox musim gugur (akhir musim panas dan awal musim gugur). Pada equinox musim gugur, hari dan malam memiliki durasi yang hampir sama di seluruh dunia.

Melansir laman situs Space, pada tahun 2023 terjadi 4 kali fenomena supermoon. Supermoon pertama terjadi pada Senin, 3 Juli 2023, bulan Agustus, dan terakhir diprediksi di akhir September 2023.

Jadi, demikianlah peristiwa alam yang fenomenal dan layak untuk dinanti. Sahabat Bonanza88 jangan sampai kehilangan kesempatan melihat fenomena alam yang indah satu ini ya. 

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *